Waktu bulan pucat di tengah langit
dalam kelam ku lihat bayang sendiri
tanpa suara dan segalanya
kecuali doa.
Tuhanku yang pengasih,
andaikata malam kabut begini
memberi pengertian untukku
seorang pencari cintamu
maka, kutadahkan setulus harap
dari kamar sempit ini
dari jendela kaca yang kaku.
Tuhanku yang pengasih,
berikanlah aku beberapa harapan lagi
untuk esok yang pasti tiba
demi segala kekuatan dan keunggulan-Mu
aku merasa semakin kecil.
Dan katakanlah mati memberikan pengertian
buat seorang yang bernama manusia
maka, kupinta kepada-Mu
suatu penangguhan.
Tuhanku yang pengasih,
demi kebesaran-Mu
aku tetap memohon
mentari masih bersinar esok dan esoknya.
Malam yang dikaburi kabut
dan bulan bersabit
aku meyakini sesuatu,
biarlah embun kasar tidak turun
membasahi sedikit ketenangan.
-zaihasra.
copypaste
No comments:
Post a Comment